Liburan itu sangat menyenangkan. Naik gunung apalagi. Selain bisa berkunjung ke tempat-tempat seru, melihat keindahan alam Indonesia, kamu juga bisa bertemu dengan banyak orang dan menambah teman.
Kadang, tanpa disangka-sangka, kamu juga bisa bertemu jodoh. Tapi jangan sembarangan. Kamu harus benar-benar selektif dan bisa membedakan mana yang cuma bakal singgah sebentar dan mana yang akan “menetap.”
Pertemuan itu mungkin sederhana banget, sesederhana mendengar “Permisi. Ayo semangat, puncak sedikit lagi,” ditawarin minum kopi bareng, atau ditolongin pas kamu mau (pura-pura) kepeleset di jalur pendakian. Dari ngopi bareng dan masak bareng itu bisa jadi ntar kalian mengalir ke membangun rumah tangga bareng. Tapi oh tapi, bisa jadi juga masa-masa indah itu berlalu cepat begitu saja, secepat berakhirnya pendakianmu. Bukannya ke biduk rumah tangga, kemesraan kalian cuma bermuara dalam kenangan.
Gimana? Udah baper? Jangan baper. Kalau kalian sudah merasa cocok satu sama lain dan pengen hubungan asmara gunung itu tetap berjalan, coba deh lakukan beberapa hal berikut untuk membuat status travelmate berubah jadi soulmate.

1. “Keep in touch”
Sebelum berpisah, saling tukar nomor ponsel adalah langkah awal yang paling benar untuk meneruskan sebuah hubungan asmara gunung. Teknologi sudah (semakin) maju, jadi nggak ada alasan untuk nggak saling komunikasi.
Jangan ragu buat berbasa-basi, tanya kabar kek, atau tanyakan selanjutnya dia mau nanjak ke mana terus bilang, “Gabung, dong?” Pokoknya manfaatkan semua media sosial yang kamu punya untuk melancarkan aksi PDKT.
Tapi jangan terlalu agresif juga, ya. Nggak perlu setiap hari. Paling enggak sediakan sedikit waktu untuk bertukar cerita tentang kesibukan masing-masing.

2. Kenalan sama orang terdekatnya
Nggak ada salahnya juga buat kenalan sama salah seorang sahabatnya yang mungkin juga kamu jumpai pas pendakian itu. Jangan sungkan juga buat bertukar nomor ponsel dan saling sapa di media sosial. Jadi, kalau suatu saat kehilangan kontak si doi, kamu bisa tanya orang terdekatnya itu.
Dari sahabatnya itu kamu bisa curi-curi informasi soal makanan favoritnya, hobinya selain naik gunung, genre film favorit, musik yang paling dia suka, bahkan mungkin nomor sepatunya kalau kamu mau beliin dia kado. Korek-korek juga info tentang tipe wanita yang dia idam-idamkan.
Sekalian jaga-jaga. Kalau nggak jadi sama doi, siapa tahu kamu malah kecantol sama salah seorang sahabatnya itu—rejeki ‘kan nggak ke mana-mana.

3. “Let’s meet again”
Tapi PDKT jangan cuma lewat gelombang elektromagnetik. Ajak dia ketemuan sekali-sekali. Pertama-tama jangan langsung ketemuan berduaan saja. Ajak orang-orang terdekatnya seolah-olah kamu pengen ngajak nongkrong.
Kalau bareng-bareng orang sehobi gitu ‘kan kamu nggak perlu takut suasana bakal garing. Pasti selalu ada yang akan kalian bicarakan. Selain memperlancar PDKT, kamu juga bisa mempererat relasi dengan teman-teman sehobi. Pokoknya tahap keempat ini penting banget buat menindaklanjuti asmara gunung.

4. Rencanakan pendakian bareng selanjutnya
Hal lain yang bisa kamu lakukan untuk memelihara asmara gunung adalah dengan merencanakan pendakian selanjutnya bareng doi. Ajak dia diskusi soal gunung selanjutnya yang mau dia daki, terus bikin perencanaan dan persiapan.
Kegiatan bareng ini bisa bikin kalian jadi lebih dekat. Kalian nggak akan kekurangan bahan pembicaraan dan alasan untuk ketemuan.
Nah, selamat mencoba, genk! Jangan menyerah dengan asmara gunung kamu. Jodoh memang nggak akan ke mana-mana, tapi kalau kamunya nggak ke mana-mana gimana juga mau ketemu jodoh? Cuma, saran saya, kamu juga jangan terlalu pede banget bakalan bener-bener jadi sama si doi. Ingat saja satu hal: usaha itu nggak akan menghianati hasil. Alon-alon wae sing penting kelakon—eh?