Pendakian Gunung Slamet via Guci ini saya mulai dari Stasiun Pasar Senen. Dari sana saya dan rombongan naik kereta api ke Stasiun Tegal. Seterusnya, perjalanan kami lanjutkan ke Base Camp Kompak dengan mobil sewaan selama sekitar tiga jam.
Karena Base Camp Kompak berada di kawasan Pemandian Air Panas Guci, waktu tempuh menuju base camp akan lebih lama pada hari-hari libur besar.

Setelah istirahat sejenak melepas lelah akibat perjalanan panjang melewati jalan menanjak dan berliku, kami pun melakukan registrasi pendakian. Biaya pendaftaran pendakian Gunung Slamet via Guci hanya Rp 15.000/orang. Pihak base camp biasanya akan meminta foto rombongan untuk dokumentasi. Selain itu ketua rombongan juga diminta untuk meninggalkan KTP di base camp.
Melintasi jalur rapat penuh semak-semak dan pohon tumbang
Perjalanan dari base camp ke Pos 1 berlangsung sekitar 60 menit. Jalannya bisa dibilang landai. Saya dan rombongan berjalan melintasi jembatan, kemudian naik ke perkebunan karet warga sebelum sampai di perkebunan sayur. Saat cerah, dalam perjalanan antara base camp dan Pos 1 puncak Gunung Slamet akan kelihatan jelas.
Memasuki Pos 2 trek melewati ilalang yang rimbun serta pohon berduri yang kadang membelai lembut kaki atau tangan. Jadi, memakai baju lengan panjang adalah keputusan yang paling bijaksana. Dari Pos 2, Pos 3 ditempuh selama sekitar 90 menit lewat jalur yang tak terlalu terjal.

Trek yang paling PR adalah dari Pos 3 ke Pos 4. Sempat berhenti untuk “isoma,” ketika akan melanjutkan perjalanan hujan deras pun turun. Kami kehujanan. Namun untung saja jalurnya cukup landai meskipun sesekali kami harus melewati rintangan pohon tumbang. Jalurnya juga lumayan rapat.
Inilah fase terpanjang dalam pendakian Gunung Slamet via Guci. Tak main-main, saya dan rombongan melaluinya sekitar 150 menit.

Perjalanan mulai menguras tenaga
Pos 4 sempit, karena itu lebih pas untuk mendirikan tenda di Pos 5 yang lebih luas dan sudah dekat dengan batas vegetasi.
Dengan waktu tempuh sekitar 60 menit, medan dari Pos 4 ke Pos 5 lumayan berat. Saya pun mulai konsentrasi untuk berpegangan pada akar-akar pohon. (Di antara Pos 4 dan Pos 5 beberapa orang kawan sempat turun ke lembah dengan semacam fixed rope untuk mengambil air.)
Perjalanan dari mata air itu menuju Pos 5 pun terasa semakin menguras tenaga. Jalur semakin terjal, melewati lorong-lorong seperti jalur di Gunung Kerinci. Sesekali kami pun harus merunduk menghindari perakaran.

Namun hujan yang tadinya deras kini berubah jadi gerimis romantis. Menjelang matahari terbenam, kami tiba di Pos 5. Matahari terbenam (sunset) dari Pos 5 ternyata indah sekali. Di Pos itu kami berjumpa rombongan yang sengaja berkemah semalam lagi demi menyaksikan sunset di sana.
(Saran saya, hindari melakukan perjalanan malam saat mendaki Gunung Slamet via Guci, sebab hutan dan jalurnya masih rapat. Selain itu, usahakan juga kamu sudah tiba di Pos 5 sebelum gelap.)
“Summitting” Gunung Slamet via Guci
Setiba di Pos 5 kami langsung mendirikan tenda sebab hari sudah hampir gelap. Setelah mengganti pakaian yang basah, kami makan kemudian langsung istirahat. Hari yang melelahkan.
Rencananya kami akan memulai perjalanan menuju puncak (summitting) jam 3 pagi. Namun manusia hanya bisa berencana dan Tuhanlah yang menentukan; kami baru mulai mendaki sekitar jam 4.30 pagi.

Dari Pos 5 kami mendaki sekitar 15-20 menit menuju batas vegetasi. Selepas batas vegetasi, trek berubah menjadi jalur tanah dan batu, kemudian berganti jadi trek pasir dan batu. Saya pun mulai waspada untuk selalu menginjak batu yang stabil supaya bongkah-bongkah kecil itu tidak gugur dan menggelinding ke bawah.
Bau belerang mulai tercium. Tak lama, jalurnya menjadi mirip sekali dengan Semeru. Barangkali tak berlebihan kalau disebut sebagai miniaturnya Semeru. Akhirnya, setelah perjalanan panjang sekitar 3 jam dari batas vegetasi, kami tiba di puncak.
so amazing..ida juniarsih
Pak gogo ????
Ko ga di fotoin dataran di atas plataran paling puncak gunung slametnya?kan kita jg pengen tau apa di samping yg terlihat dr kejauan tu pinggir ad cekungan tu berupa apa?
Pak, itu dari pos 1 ke pos 2 brp lama ya pak? Terima kasih pak
tergantung kekuatan kita sih mas. Bisa satu jam kurag atau 2 jam.
Kalau via bambangan kan pake surat keterangan sehat kak, kalau via guci pake juga gak?
Bambangan iya pakai, guci setahu mimin tidak harus.
Min? Sumber mata air itu berada dimana ya?
dekat pos 4 kak
Terima kasih Mba Ida Juniarsih … Uraiannya singkat tapi cukup jelas. Terutama mengenai waktu pendakian dari Base Camp ke Puncak. Sangat bermanfaat utk yg mau mendaki G. Slamet via guci
Saturday i come in mt. Slamet. Insyaa Allah. Superb sekali artikelnya thanks sharingnya
wew, I hope you enjoy and everyting will be okay. You are welcome :). Do you use bambangan route?
Halo kak. Untuk transportasi dari stasiun tegal ke bc selain sewa mobil ada apa lagi? Terutama jika orangnya hanya 2-3 orang dan apakah ada kalau pagi menjelang subuh misalnya jam 4 subuh? Terimakasih.
Jika dari stasiun bisa menuju terminal menggunakan angkot, kemudian naik bus arah pemalang turun di pertigaan serayu, dari pertigaan serayu naik angkot ke basecamp