Mendaki gunung adalah salah satu kegiatan di alam terbuka. Karena tidak semua orang menyukai aktivitas ini, pendakian gunung masuk dalam kegiatan minat khusus.
Kegiatan pendakian gunung kian hari semakin berkembang dan jadi semakin diminati. Tentu saja ada perbedaan antara jaman dulu dan sekarang. Perbedaan tersebut sebenarnya bisa dijadikan sebagai bahan perbandingan agar para pendaki tetap mengedepankan keselamatan dan kelestarian lingkungan.
Inilah tujuh perbedaan pendaki jaman dulu dan pendaki jaman now versi saya:
1. Jumlah

Pendaki jaman dulu secara jumlah lebih sedikit dibandingkan dengan sekarang. Dulu hanya orang-orang tertentu saja yang menyukai kegiatan ini, terutama mereka yang tergabung dalam organisasi pencinta alam, misalnya mahasiswa pencinta alam.
Sekarang, pendakian gunung tidak hanya digeluti oleh orang-orang yang tergabung dalam organisasi pencinta alam saja. Siapa pun yang ingin mendaki gunung bisa dengan mudah melakukannya.
2. Skill dan pengetahuan

Karena pendaki jaman dulu kebanyakan dari organisasi pencinta alam, otomatis mereka sudah mendapatkan bekal ilmu dan pengetahuan. Mereka sudah diajarkan bagaimana membuat bivak, membuat api dan mencari makanan, serta navigasi di hutan rimba.
Pendaki gunung jaman now yang tidak tergabung dalam organisasi/komunitas pencinta alam sebagian ada yang tidak mempelajari teknik-teknik di atas. Banyak yang naik gunung hanya dengan skill dan pengetahuan yang seadanya.
3. Peralatan

Secara peralatan, pendakian jaman dulu tidak selengkap sekarang. Selain itu, peralatan pendakian jaman dulu secara ukuran lebih banyak memakan tempat, kurang praktis, dan lebih berat.
Keadaan sekarang tentu berbeda. Pendaki jaman now sudah bisa mendaki membawa alat yang lebih ringan dan praktis. Harga peralatan juga bersaing karena sekarang banyak sekali vendor yang memproduksi perlengkapan pendakian. Sekarang sudah banyak beredar tenda, alat masak, dan sleeping bag super ringan.
4. Akses

Pendaki jaman dulu harus jalan kaki sampai ratusan meter untuk bisa sampai ke base camp atau desa terakhir. Alasannya karena memang tidak ada transportasi yang sampai ke situ. Jalan pun terkadang tak bisa dilewati kendaraan bermotor.
Sementara itu, pendaki jaman now bertualang ketika desa sudah semakin maju. Selain itu akses transportasi juga semakin baik sehingga para pendaki bisa tiba di base camp pendakian gunung dengan cepat dan mudah.
5. Dokumentasi

Pendakian jaman dulu relatif susah untuk didokumentasikan karena dulu teknologi fotografi belum semaju sekarang. Untuk memotret, para pendaki jaman dulu harus membawa kamera analog yang menggunakan film. Biayanya mahal dan jepretan terbatas—hanya 36 kali. Kadang, ketika dicetak hasilnya tidak sesuai harapan.
Di jaman now, pendokumentasian sudah menggunakan teknologi digital. Jumlah jepretan tak terbatas—tergantung kapasitas memori. Hasilnya bisa dilihat langsung. Kalau tidak suka langsung dihapus. Dan, tentu saja, gambarnya lebih bagus.
6. Gaya

Dari segi gaya (style), pendaki jaman dulu—yang didominasi oleh pria—sebagian besar gondrong dan memakai baju kotak-kotak atau flanel gombrong, celana kargo, dan sepatu kulit khas tentara. Tampilannya kumal seperti orang yang satu minggu belum mandi.
Pendaki gunung jaman now secara penampilan berbeda dari para pendahulunya. Rambut lebih tertata rapi. Tidak semuanya gondrong, bajunya “slim size,” dan mereka rapi dan wangi. Semua yang dipakai pendaki jaman now—dari penutup kepala sampai alas kaki—memang dibuat khusus untuk kegiatan pendakian.
7. Jenis kelamin

Pendaki jaman dulu didominasi oleh kaum pria, meskipun ada juga sebagian kecil yang wanita. Jaman now, pendaki wanita sudah sangat banyak. Bahkan banyak juga komunitas pendaki gunung yang semua anggotanya adalah wanita. Ini adalah warna baru bagi dunia pendakian gunung.
Itulah tujuh perbedaan pendaki gunung jaman dulu dengan jaman now versi saya. Barangkali di daerah yang berbeda kondisinya akan berbeda juga. Terlepas dari itu, semoga dengan mengetahui perbedaan-perbedaan di atas kita bisa belajar agar bisa menjadi pendaki gunung yang lebih baik dan bijak.