Mendaki gunung saat ini telah menjadi tren di Indonesia. Jika kita menengok feed media sosial, banyak sekali foto pendakian yang membuat kita juga ingin melakukannya. Namun pendakian berbeda dengan aktivitas liburan umumnya, sebab pendakian perlu persiapan yang lebih matang.
Sebagai salah satu kegiatan wisata minat khusus, pendakian gunung membutuhkan persiapan fisik, peralatan, dan juga, yang paling penting, pengetahuan kita tentang gunung hutan dan keamaanannya. Keamanan? Iya, standar keselamatan harus selalu kita terapkan ketika naik gunung.
Beberapa orang menganggap “gunung hutan bukan tempat wisata.” Maksudnya, ada pengetahuan dasar yang harus kita pelajari terlebih dahulu sebelum masuk ke gunung hutan atau melakukan pendakian, yang akan berguna ketika kita mengalami hal-hal yang tidak diinginkan seperti tersesat atau mengalami cedera ringan maupun berat.
Kalau kamu baru ingin mencoba naik gunung, kamu bisa mengajak teman yang sudah pernah atau yang berpengalaman—lebih baik lagi sama teman yang memiliki sertifikat pemandu gunung. Namun, meskipun begitu kamu juga mesti melakukan beberapa persiapan pribadi. Inilah beberapa persiapan yang harus kamu lakukan sebelum naik gunung pertama kali:
1. Perencanaan
Perencanaan ini meliputi penentuan gunung dan jalur mana yang akan kamu daki. Sebagai pendaki yang baru pertama kali nanjak, ada baiknya kamu cari gunung dengan ketinggian di bawah 2000 mdpl dengan jalur yang tidak terlalu berat. kamu bisa mencari informasi melalui teman atau riset online mencari cerita-cerita pendakian yang ada di forum atau blog pendaki.
Riset ini juga sekaligus mempelajari bagaimana medan dan rute yang akan kamu lalui nanti serta akses transportasi. Tujuannya untuk menghitung estimasi jadwal perjalanan kamu dari mulai berangkat sampai pulang lagi ke rumah. Selain itu kamu juga bisa mencari informasi apakah ada sumber air di jalur pendakian, agar kamu dan kelompok bisa memperkirakan volume air yang sebaiknya dibawa dari bawah.
2. Mempersiapkan fisik dan mental
Persiapan fisik sangat diperlukan, bahkan oleh pendaki yang sudah sering melakukan pendakian. Karena seorang pendaki harus selalu siap kapan saja untuk naik gunung, maka sudah seharusnya kamu rutin olahraga sebelum atau setelah pendakian. Bagi kamu yang belum pernah mendaki gunung, persiapkan fisik kamu dengan melakukan joging sebulan sebelum—atau minimal seminggu—sebelum pendakian.
Mental juga perlu kamu persiapkan. Kenapa? Soalnya tenaga kamu tak akan bisa keluar kalau dihambat sama kondisi mental yang kurang siap. Tanjakan-tanjakan di gunung tak akan bisa kamu lewati cuma dengan modal tenaga yang berlebih, tapi juga mesti dibarengi kondisi mental yang bagus.
3. Mempersiapkan perlengkapan yang efektif dan berdaya guna besar
Sering kali kita melihat para pendaki dengan ransel yang besar dan tinggi. Terlihat begitu gagah. Namun, sebenarnya bukan berarti ransel besar plus perlengkapan banyak itu efektif. Kita harus bisa menentukan perlengkapan apa saja yang perlu dan yang tidak perlu kita bawa.
Untuk pendakian dua hari satu malam misalnya, kamu tidak perlu membawa baju ganti terlalu banyak, dan tidak perlu membawa air dan logistik yang terlalu berlebihan. Dengan melakukan riset soal medan serta estimasi waktu perjalanan, kita bisa menentukan perlengkapan apa saja yang perlu dibawa.
4. Mengatur manajeman logistik dan bahan makanan yang mencukupi
Sama seperti manajemen perlengkapan, manajemen logostik juga perlu kita rencanakan. Sampai di base camp jam berapa, mulai naik jam berapa, makan malam dengan menu apa, sarapan dengan menu apa, berapa orang, semua perlu kita persiapkan sebelum berangkat agar logistik yang kita bawa tidak berlebih dan hanya menjadi beban perjalanan atau, sebaliknya, kekurangan sehingga kita kehabisan bekal di jalan.
Mengatur manajemen logistik dan bahan makanan penting sekali: supaya kita tidak kerepotan sendiri dan juga agar kita tidak merepotkan orang lain.
5. Memperoleh izin dan melapor pada pos pendakian
Sebelum melakukan pendakian, cari tahu apakah gunung yang akan kamu daki termasuk dalam kawasan taman nasional atau bukan. Jika termasuk dalan kawasan taman nasional, kamu memerlukan SIMAKSI untuk melakukan pendakian. Tetapi jika tidak termasuk kawasan taman nasional, kamu hanya perlu registrasi di base camp pendakian.
Jangan pernah melakukan pendakian tanpa izin dan tanpa melapor di base camp pendakian. Selain melakukan pelanggaran, kamu juga tidak terdata di pos pendakian. Jika terjadi sesuatu, base camp akan kerepotan karena mereka tidak punya data mengenai kamu.
6. Tidak merusak alam dan menjaga lingkungan sebaik-baiknya
Dua masalah besar selain perusakan di jalur pendakian gunung Indonesia adalah sampah dan vandalisme. Sebagai pendaki sudah seharusnya kita menjaga tempat bermain kita, tidak meninggalkan sampah, tidak membakarnya di gunung, tidak melakukan vandalisme, dan tidak merusak lingkungan.
Meskipun kamu pendaki pemula, jika kamu melihat pendaki lain yang melakukan kesalahan tersebut, tak ada salahnya untuk mengingatkan. Jalur pendakian gunung kita sudah terlalu kotor, sudah terlalu rusak, dan jangan sampai lebih kotor lagi. Bawa turun sampahmu—atau tidak usah naik gunung sekalian. Indonesia tidak akan lagi indah jika kita tidak menjaganya.
Itulah beberapa hal yang mesti kamu ketahui sebelum melakukan pendakian perdana. Semoga bermanfaat.
Foto header: instagram.com/septianisulis
Kalau kita baru mau naik, ingin ke gunung prau apa boleh2 saja? Saran min..
boleh aja kak 🙂 gunung prau cocok untuk pemula
Apakah untuk mendaki gede pangrango kita perlu pemandu? Apakah ada teman yang bisa jadi pemandu atau teman bareng mendaki gede pangrango.
Terima kasih
Kalau mau solo hiking saran tentang gunung yang cocok gimana min, secara jadwal saya dengan teman sejawat, seperti air dan minyak yang susah menyatu. ?